Cari Blog Ini

Selasa, 03 September 2013

Tugas 1 Ekonomi Pariwisata



Komponen Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran luar negeri suatu negara terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
Transaksi Berjalan
Transaksi berjalan atau neraca lancar merupakan gambaran ringkas mengenai nilai transaksi baran dan jasa suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. Neraca lancar terdiri atas:
  1. Neraca Perdagangan. Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit, sementara impor barang dicatat dalam transaksi debit. apabila ekspor melebih impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. sebaliknya jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan atau memperoleh pengurangan investasi luar negeri.
  2. Neraca Jasa. Neraca jasa merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, serta pariwisata.
  3. Neraca non-balas jasa (transfer payment). Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Sebagai contoh, apabila Indonesia memberikan atau menerima hibah, maka akan dicatat dalam neraca non-balas jasa.
Neraca Modal
Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).
Neraca Penyeimbang
Neraca penyeimbang merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama.
Selisih Perhitungan
Adanya ketidaklengkapan informasi dan atau transaksi yang tidak tercatat menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama. Transaksi yang tidak tercatat akan dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.
Pengaruh Kegiatan Pariwisata Terhadap Neraca Pembayaran
Neraca pmebayaran terdiri dari beberapa unsur pokok yang mewakili setiap sektor perekonomian yang terdapat di sebuah negara. Setiap unsur ini akan menjadi sebuah neraca perdagang (Balance of Trade) antara negara yang bersangkutan dengan negara yang lain.

Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang menyumbang devisa terbesar setelah sektor minyak dan gas bumi. Neraca perdagangan yang terkait dengan seluruh kegiatan pariwisata di suatu negara disebut dengan Neraca Wisatawan (The Balance of Tourist) atau sering juga disebut sebagai The Tourist Balance.

Secara definitif, neraca wisatawan adalah keseimbangan antara jumlah wisatawan yang masuk ke suatu negara dan jumlah wisatawan yang pergi ke luar negara tersebut beserta seluruh akibat yang ditimbulkannya. Hal ini tentu memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat baik maupun buruk bagi keseimbangan pembayaran sebuah negara.

Secara garis besar ada empat akibat yang mungkin terjadi dari kegiatan pariwisata ini terhadap neraca pembayaran suatu negara. Keempat hal tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Pariwisata menurunkan defisit yang dialami negara
  2. Pariwisata menurunkan surplus pemabyaran negara
  3. Pariwisata menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara
  4. Pariwisata menambah defisit yang dialami negara

Saran Untuk Mengurangi Defisit Neraca Wisatawan 
Keadaan defisit pada neraca wisatawan secara teoritis dapat ditanggulangi dengan cara mengusahakan terciptanya keseimbangan dan, apabila memungkinkan, terciptanya kondisi surplus. Defisit neraca wisatawan dapat terlihat secara nyata disebabkan oleh lebih banyak jumlah wisatawan daari negaranya yang berwisata ke luar negeri dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing datang berwisata ke negaranya. Cara yang ditempuh kebanyakan negara adalah meningkatkan in going tourist dan menghambat meningkatnya out going tourist bagi penduduk warga negaranya.

Hal tersebut memang cara yang ampuh untuk menanggulanginya. Namun, pertanyaan yang muncul berikutnya adalah bagaimana cara untuk menghambat meningkatnya jumlah out going tourist?

Indonesia merupakan negara dengan pesona wisata yang luar biasa. Segala jenis wisata tersedia lengkap di sini mulai dari wisata budaya, wisata petualang, hingga wisata belanja serta wisata spa. Namun jumlah wisatawan yang berasal dari Indonesia lebih menyukai berwisata ke luar negeri. Hal ini disebabkan harga tiket yang relatif lebih murah apabila ke luar negeri dibanding ke dalam negeri, seperti Jakarta-Thailand dibandingkan dengan Jakarta-Makassar.

Selain itu juga minimnya promosi wisata dalam negeri. Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat Indonesia sudah bergantung kepada gadget seperti televisi, handphone, tablet, serta laptop. Demand akan kebutuhan informasi melalui media elektronik seperti ini terus meningkat. Namun, minimnya iklan-iklan mengenai daerah tujuan wisata di Indonesia patut untuk disayangkan. Padahal peluang untuk menerobos masuk melalui media elektronik ini merupakan suatu peluang yang sangat sayang untuk dilewatkan. Mirisnya lebih banyak iklan produk luar negeri dan paket wisata ke luar negeri yang marak bertebaran di media elektronik tersebut, seperti iklan promo tiket pesawat maskapai penerbangan AirAsia ke Thailand.

Pihak insan pariwisata harus lebih memperkuat ikatan dengan pers dan dunia periklanan. Karena menurut saya, media periklanan melalui elektronik akan lebih efektif karena media tersebut sudah seperti oksigen bagi masyarakat kita, "gak bisa hidup kalau gak buka internet". 

Tidak hanya satu sisi, kita juga harus melihat sisi wisatawan mancanegara yang datang. Meski kita berusaha meningkatkan jumlah perputaran wisatawan nusantara, namun tak bisa dipungkiri bahwa pasti ada penduduk Indonesia yang berwisata ke luar negeri. Apabila insan pariwisata hanya berfokus pada meningkatkan jumlah wisatawan nusantara namun tidak memperhatikan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara, hal tersebut tidak akan berjalan efektif untuk mengurangi defisit neraca wisatawan bahkan bisa dikatakan mustahil untuk menciptakan surplus neaca wisatawan.

Kembali saya menyarankan insan pariwisata Indonesia harus lebih meningkatkan sisi promosi, diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan dan fasilitas serta saran dan prasana di daerah tujuan wisata di Indonesia. Untuk hal promosi, kita boleh berguru pada negara tetangga, Malaysia, yang jeli melihat peluang. Mengapa saya katakan seperti itu? Sebagai contoh, Malaysia merupakan sponsor Liga Inggris, ajang sepak bola bergengsi yang ditonton penggila bola seluruh dunia. Disetiap siaran langsung pertandingan tersebut, terdapat umbul-umbul atau banner "Visit Malaysia Truly Asia". Ketika commercial break, diputarkan iklan pariwisata Malaysia. Ketika hal tersebut berlangsung, milyaran mata dari seluruh penjuru dunia melihat iklan tersebut, dan disiarkan ketika pertandingan bergengsi internasional berlangsung. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumalah wisatawan mancanegara yang datang ke Malaysia. Indonesia seharusnya lebih berani untuk menyajikan iklan-iklan pariwisata di dunia internasional dengan memperhatikan faktor timing, sehingga iklan-iklan tersebut muncul pada saat prime time dan dapat memberikan imbas yang signifikan.

Contoh Neraca Pembayaran






Perhatikan bahwa kita mengukur defisit sebagai persentase dari PDB - panduan yang lebih baik dengan skala defisit diberikan ukuran berbeda dari ekonomi masing-masing.


Inggris terakhir memiliki surplus transaksi yang  kecil saat ini pada tahun 1998 - defisit kita dalam enam tahun sekitar 2,0 - 2,5% dari PDB.
Sebaliknya defisit Amerika Serikat telah berkembang setiap tahun dari 2% pada tahun 1997 menjadi 6% besar di tahun 2004.
Defisit transaksi berjalan belum tentu merupakan hal yang buruk.
Inggris telah mengalami defisit sejak tahun 1998 namun prestasi keseluruhan makroekonomi telah membaik.
Jerman telah menjalankan dan surplus yang cukup besar tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, tetapi telah menderita dari pertumbuhan yang lambat dan pengangguran yang tinggi
Jepang memiliki surplus transaksi berjalan yang sangat besar tetapi memiliki tiga resesi dalam dua belas tahun terakhir

Berikut adalah angka-angka untuk tahun 2004 seperti yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional
·         Ada surplus rekor pada perdagangan jasa dari £ 18300000000
Tapi tertinggi yang pernah tercatat defisit sebesar £ 57600000000 pada perdagangan barang.
Ekspor barang dan jasa naik sebesar dua persen, sementara impor naik sebesar lima setengah persen untuk mencapai tingkat rekor tahunan
Kami menjalankan pendapatan investasi surplus besar bersih (hampir £ 20 miliar) sebagian diimbangi oleh keseimbangan transfer negatif mendekati £ 8000000000
Secara keseluruhan, defisit transaksi berjalan adalah lebih £ 26000000000 - lebih dari 2,5% dari pendapatan nasional


Contoh NeracaWisatawan
 
            
Penerimaan Travel: ini merupakan pendapatan yang berasal dari orang-orang yang datang ke AS (tidak hanya asing tapi juga orang-orang lokal) dan menghabiskan uang mereka di sana. itu termasuk untuk layanan, makanan, hadiah, hiburan, hadiah, dan sebagainya.

Pembayaran Perjalanan: hasil itu, yang berasal dari orang-orang AS yang pergi ke luar negeri ke negara lain dan menghabiskan uang mereka di sana.

Kesimpulan: bahwa perjalanan serta melihat pengaruh penerimaan pembayaran untuk keseimbangan pendapatan US keseimbangan pariwisata. tetapi kita bisa melihat, di negara total, bahwa AS bisa suplus. itu berarti bahwa AS dapat memiliki strategi yang baik untuk menjaga pariwisata mereka suplus neraca.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar